Beranda · Daftar Isi · RSS Feeds · Tukar Link

Sony pictures diretas oleh GOP

Pokok media Copas - Peretasan yang menimpa studio film Hollywood Sony Pictures difasilitasi oleh program jahat alias malware canggih.

Saking canggihnya, pihak Federal Bureau of Investigation (FBI) yang menyelidiki kasus tersebut mengatakan bahwa malware tersebut bisa membobol sebagian besar sistem keamanan komputer yang ada saat ini.

“Malware yang dipakai mungkin bisa melewati 90 persen pertahanan internet yang dipakai oleh sektor swasta saat ini, bahkan mungkin juga menyusup ke sistem pemerintah,” ujar Asisten Direktur Divisi Cyber FBI, Joseph Demarest, seperti dikutip dari ArsTechnica,  Sabtu (13/12/2014).

Demarest menambahkan bahwa malware yang dipakai untuk meretas Sony Pictures dibuat dengan teknik tinggi, serta didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki niatan “serius” untuk menyerang.

“Berdasarkan upaya investigasi sejauh ini, kami bisa mengatakan bahwa mereka (para peretas Sony Pictures) sangat terorganisir dan gigih,” katanya lagi.

Pernyataan Demarest senada dengan Kevin Mandia, kepala firma keamanan Mandiant yang disewa Sony untuk ikut menyelidiki penyerangan yang menimpanya. Minggu lalu, Mandiant berujar bahwa serangan yang dilakukan “dengan strategi yang tidak biasa” dan “tidak mungkin diantisipasi oleh Sony Pictures”.

Peretas Sony Pictures berhasil mencuri sejumlah besar data dengan ukuran total melebihi 100 GB dari sistem internal Sony. Data yang dicuri termasuk informasi-informasi sensitif, seperti film yang belum dirilis, serta data pribadi milik puluhan ribu karyawan Sony Pictures.

Dalang di balik serangan ini diduga adalah negara Korea Utara yang mengecam film The Interview dari Sony Pictures. Korut keberatan dengan plot The Interview yang mengisahkan usaha pembunuhan terhadap pemimpin negeri tersebut, Kim Jong Un.

Tetapi pihak Korut sendiri telah menampik dugaan tersebut. Hingga kini masih belum jelas betul siapa yang bertanggung jawab atas insiden peretasan Sony Pictures.

Minggu lalu, studio Hollywood Sony Pictures terpaksa membatalkan rilis film The Interview lantaran diancam oleh hacker yang meretas ke dalam sistemnya pada akhir November.

"Dunia akan penuh ketakutan. Masih ingat dengan tragedi 11 September 2001? Kami merekomendasikan Anda agar menjauh dari tempat-tempat tersebut (bioskop)," ancam kelompok hacker yang menyebut diri sebagai Guardians of Peace (GOP) itu.

Film yang berkisah tentang usaha pembunuhan pemimpin Korut, Kim Jong Un, ini memang ramai diduga sebagai motif yang melatarbelakangi serangan hacker terhadap Sony Pictures.

Belakangan, muncul sebuah pesan lain dengan nada berbeda. Kali ini seseorang yang mengaku berasal dari GOP "membolehkan" rilis The Interview. "Ini adalah GOP. Anda telah cukup menderita dengan rangkaian ancaman," tulis pesan yang dipublikasikan lewat Pastebin tersebut, sebagaimana dikutip dari Ars Technica, Senin (22/12/2014).

Berdasarkan pesan baru ini, The Interview boleh dirilis asalkan Sony Pictures memenuhi tiga "perintah hacker".

"Peraturan pertama, jangan ada adegan kematian Kim Jong Un (dalam film The Interview). Peraturan kedua, jangan menguji kami lagi. Peraturan ketiga, kalau Anda macam-macam, kami selalu ada di sini dan siap berperang," bunyi pesan itu.

Meski mengatasnamakan GOP, identitas penulis pesan baru ini tidak diketahui pasti. Ada juga kemungkinan bahwa si penulis merupakan orang lain yang tak ada kaitannya dengan kelompok hacker penyerang Sony Pictures tersebut.

Terlebih lagi, isinya berlawanan dengan pesan pertama yang memerintahkan Sony Pictures agar tak mengedarkan The Interview.

Sebelumnya, Presiden AS Barrack Obama menyayangkan penarikan film The Interview oleh Sony Pictures yang menyerah di bawah tekanan hacker. Pemerintah AS yang menuding Korut sebagai dalang serangan atas Sony Pictures berjanji akan memberikan "respons balasan".

Sumber : kompas.com

Artikel terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Sony pictures diretas oleh GOP"

Post a Comment

Blogger yang baik selalu meninggalkan jejak...
Terima kasih sudah berkunjung,